Sungguh indah dan nyaman perasaan apabila mendapat kasih sayang daripada Tuhan yang sentiasa menyediakan segala keperluan kita, meluaskan keampunan dan rahmat-Nya kepada kita. Kemuncak daripada perjalanan kehambaan ini adalah apabila dijemput untuk menziarahi Allah di syurga kelak. Digambarkan oleh ‘ulama; apabila mendapat jemputan tersebut, hati terasa begitu berdebar bagaikan hendak tercabut jantung.
Berkata Syeikh Ahmad bin Abi al-Huwara di dalam kitab Zuhud: Aku telah mendengar sebahagian daripada sahabat kami, kalau tidak salah dia ialah Abu Sulaiman ad-Darani rhadhiyallahu ‘anhu berkata:

Sesungguhnya bagi iblis itu ada seorang syaitan yang bertugas untuk merosakkan amalan seorang ahli ‘ibadat yang mungkin mengambil masa 20 tahun lamanya. Tugasnya adalah menggoda ahli itu sehingga ia bercerita kepada orang lain yang ia melakukan sesuatu amalan dalam rahsianya. Maka syaitan ini akan merasa puas hati kalau boleh ia menjadikan pahala ahli ‘ibadat itu menurun daripada tingkatan sirr (rahsia) kepada tingkatan jahr (nyata).

Wednesday 14 September 2011

Cara Bertaubat dari Zina


http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos/Bataku/Wanita_bertobat.jpg&h=235&w=355&zc=1
( Dalam bahasa Indonesia )
Ada seorang wanita menyampaikan pertanyaan berkaitan  taubat dari zina yang pernah dia lakukan. Berikut beberapa bunyi pertanyaannya:
  1. Adakah taubat bagi dirinya yang pernah melakukan zina berulang kali?
  2. Apakah dosanya bisa dihapuskan dengan amal-amal fardlu saja dan shadaqah ataukah dia harus melaksanakan ibadah haji untuk menghapuskan dosa besar yang pernah diperbuatnya?
  3. Apakah boleh seorang wanita pezina untuk membaca Al-Qur’an sesudah berniat untuk bertaubat?
  4. Dan ketika sudah bertaubat lalu menikah, apakah haram dia menutupi dan tidak menceritakan masa kelamnya itu kepada suaminya? Dan ketika dia hidup bersama pasangannya dengan kondisi seperti itu tidakkah itu termasuk membohongi pasangan?
Jawaban:
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wanita ini telah melakukan dosa yang sangat besar. Dia telah melanggar keharaman yang Allah tetapkan. Dan keharaman ini disebut oleh Allah dalam kitab-Nya dengan Fahisah (perbuatan hina/buruk). Maka wanita ini hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri, bagaimana kalau seandainya Allah mencabut nyawanya sementara dia dalam keadaan seperti ini? Karenanya wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang sungguh-sungguh). Dia juga harus bertekad untuk tidak mengulangi lagi dosa besar semacam ini. kemudian dia harus memperbanyak istighfar dan bershadaqah  serta terus menjaga ibadah shalat dan doa. Semoga dengan semua ini Allah menerima taubatnya. Dan satu hal yang perlu dicatat, dia wajib untuk menutupi aib dirinya tersebut dan tidak memberitahukan perbuatan masa kelamnya kepada seseorang. Semoga Allah menutupi aib diri kita dan aibnya juga selama di dunia dan akhirat.
Kami berpesan kepada wanita ini untuk bersyukur dengan sebenarnya atas karunia yang besar ini. Dan hendaknya ia tahu bahwa nikmat-nikmat Allah diperoleh melalui ketaatan dan akan hilang dan berkurang dengan kemaksiatan dan kemungkaran. Karenanya, baginya dan juga kepada kaum muslimin untuk selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya sehingga Allah akan menambah karunia-Nya.
. . nikmat-nikmat Allah diperoleh melalui ketaatan dan akan hilang dan berkurang dengan kemaksiatan dan kemungkaran. . .
Kami ingatkan kepada wanita ini untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Zumar: 53)
Sesungguhnya Allah sangat bahagia dan senang dengan taubatnya seorang hamba dan kembali kepada-Nya. Hanya saja semua itu harus disertai dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah Ta’ala dan memperbanyak amal-amal shalih. Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tatkala seorang laki-laki sedang berjalan di suatu jalan ditimpa rasa haus yang amat sangat, kemudian ia mendapatkan sumur. Iapun segera turun ke dalamnya, dan minum airnya. Setelah merasa cukup, ia segera keluar.
Sekeluarnya dari sumur, ia mendapatkan seekor anjing yang sedang menjulur-julurkan lidahnya sambil menjilati tanah karena kehausan. Menyaksikan pemandangan ini, orang tersebut berkata: ‘Sungguh anjing ini sedang merasakan kehausan sebagaimana yang tadi aku rasakan.’ Maka iapun bergegas turun kembali ke dalam sumur dan mengisikan air ke dalam sepatunya. Lalu dengan mulutnya menggigit sepatunya itu hingga ia keluar dari sumur. Segera ia meminumkan air itu ke anjing tersebut. Allah berterima kasih (menerima amalannya) dan mengampuninya.
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah (perlakuan) kita kepada binatang-binatang semacam ini akan mendapatkan pahala?”
Beliau menjawab: “Pada setiap makhluq yang berhati basah (masih hidup) terdapat pahala.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat al-Bukhari, “Maka Allah bersyukur kepada-Nya dan mengampuni dosanya serta memasukkannya ke dalam surga.”
Dalam Shahihain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tatkala ada seekor anjing bolak-balik mengitari sebuah sumur, hampir hampir dia mati karena kehausan. Tiba-tiba seorang wanita pelacur dari golongan pelacur Bani Israil melihatnya. Dengan segera, wanita tersebut melepas terompah sepatunya. Lalu ia menampung air dengannya dan meminumkannya ke anjing tersebut. Dengan amalnya ini, dia diampuni (oleh Allah dari dosa-dosanya).”
Dan sahnya taubat wanita tersebut tidak disyaratkan harus memberitahu kepada suaminya tentang perbuatan zinanya itu, jika Allah menutupi aibnya tersebut dan tidak menyingkapnya. Dan tidak memberitahukan perbuatan dosa kepada suami bukan termasuk perbutan dusta dan bohong.
Dia wajib untuk menutupi aib dirinya tersebut dan tidak memberitahukan perbuatan masa kelamnya kepada seseorang.
Juga tidak disyaratkan melaksanakan ibadah haji untuk diterimanya taubat. Hanya saja, apabila Allah memberikan kelapangan rizki dan kemudahan baginya, maka dia wajib melaksanakan ibadah haji ke Baitullah al-Haram. Dan itu lebih menjadikan taubatnya diterima dan dosanya diampuni. Wallahu a’lam.(Purnomo WD/voa-islam.com)
Wahai anak, tidurlah di bawah aliran takdir, berbantal dengan kesabaran, setujuilah takdir, dan beribadah dengan menunggu kelapangan." 
~Sheikh Abdul Qadir Jailani~

2 comments:

  1. Salam, ingin memohon pendapat..saya ada berkenalan dengan seorang perempuan..dalam awal perkenalan itu, saya hanya menganggap dia sebagai seorang kawan sahaja..namun, dia ada menyimpan perasaan kepada saya..baru2 ini, dia telah menceritakan semua kisah silam dia..baru saya tahu, dia pernah dirogol..akibat itu, dia terus bergelumang dengan maksiat..bersekedudukan, berzina dan lain2 lagi..perkara ini berlaku 6tahun lepas..setelah dia mengenali saya, dia berazam untuk berubah dan menjadi baik..setelah saya mendengar kisahnya itu, saya pada mulanya ada juga perasaan pada dia terus hilang perasaan..apakah yang patut saya buat?saya terfikir, kalau saya meninggalkan dia, mungkin dia akan kembali semula membuat maksiat..tapi dalam masa saya juga inginkan seorang muslimah yang suci..mohon pandangan ukhti atirah.

    ReplyDelete
  2. wa'alaikumussalam..

    Ssungguhnya, saya bukanlah seorang y mmpu dapat memberikan jawapan dengan sebaiknya, dan saya berlindung dengan Allah dari jawapan yang bisa akan mengeruhkan lagi keadaan "ingin tahu"

    Pertama sekali, saya minta maaf kerana kelewatan..

    keinginan untuk memiliki seorang muslimah yang suci itu bukanlah keinginan saudara "ingin tahu" sahaja, tetapi, keinginan semua lelaki-lelaki yang berada di luar sana.

    Tetapi, tuntutan untuk membantu saudara seislam kita juga dituntut sebagaimana sabda nabi,

    “Allah selalu senantiasa memberikan pertolongan kepada hamba, selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya”.

    Kelebihan orng yang membantu saudaranya juga disabdakan oleh baginda Rasulullah s.a.w:

    "Barang siapa yang meringankan beban orang mukmin di dunia, maka nanti pada hari kiamat Allah akan meringankan beban darinya beban-beban hari kiamat".

    Saudara,
    Kita semua tidak sempurna dan kita semua sebagai saudara seislam perlulah saling bantu membantu di dalam urusan ketaqwaan. Maha Suci Allah, kerana masih ada lelaki seperti saudara yang dapat menjadi pencetus kepada seorang wanita yang terkapai-kapai dalam mencari arah jalannya untuk berubah menjadi lebih baik.

    Saya tidak mencadangkan supaya saudara meninggalkan wanita itu atau juga tidak saya cadangkan untuk meneruskan, tapi, saya lebih suka untuk saudara bermunajat kepadaNYA, memnohon petunjuk dariNYA.

    Apa yang saudara dah lakukan adalah satu perkara yang harus dipuji kerana membantu saudara seislam dalam menunjukkan jalan.

    Saudara,

    dalam urusan jodoh ini, urusan perasaan ini, ini adalah urusan Allah yang di dalam setiapnya, pokok kuncinya adalah kita mengharapkan keredhaan. Cuba saudara bertanya pada diri saudara, untuk apakah saudara berkahwin? Jangan mencari y sempurna kerana kesempurnaan adalah hak milik Allah.

    Firman Allah di dalam surah al-Baqarah ayat 216

    ..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui

    Munajatlah kepadaNYA yang memberikan saudara permasalah ini utk diselesaikan. Carilah keredhaanNYA di dalam setiap ape jua jalan yang saudara pilih.

    Semoga Allah memberikan petunjuk kepada saudara agar memperolehi jawapan yang sesuai dengan kebutuhan saudara dalam meniti perjalanan kehidupan untuk lebih mendekatiNYA..

    Saya berlindung denganNYA dari jawapan yang keruh, dan saya berdoa agar saudara diberikan petunjuk olehNYA..

    Wallahu'alam..

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Aishah r.a.hu telah bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w.:”Adakah diantara pengikut-pengikutmu yang akan memasuki syurga tanpa perhitungan?”Nabi Muhammad s.a.w. menjawab:”Ya, dia ialah orang yang banyak menangis menyesali segla dosa-dosanya yang telah ia lakukan.”